Pengalaman Lolos SBMPTN Jalur Langit
Assalamualaikum W.W.
Halo teman-teman, terima kasih ya sudah berkenan mampir di blogku. Ini adalah tulisan pertama ku disini, jadi harap dimaklumi jika masih banyak kekurangan dari segi penulisan maupun isinya yang terlalu panjang.
Di tulisan perdana ini aku ingin membagikan sedikit cerita tentang pengalaman ku bisa lolos SBMPTN 2021. Bukan berniat untuk pamer ataupun menyombongkan diri akan tetapi ini sebagai wujud janji yang pernah aku buat kepada Allah SWT.
Selamat membaca!
Semua siswa yang udah menginjak kelas 12 pasti akan sering banget diserbu dengan pertanyaan
"lanjut kuliah atau kerja?"
"Kuliah di PTN mana? Jurusan apa?"
Dan bla bla bla
Hal itu pula yang terjadi padaku, sebenarnya aku sudah punya impian dan tujuan dari awal. Aku kepengen kuliah di salah satu universitas di Surabaya dengan jurusan yang sangat aku sukai karena aku bercita-cita ingin jadi seorang penyuluh. Meski begitu jika ditanya aku masih enggan menjawab, hanya sahabat terdekat dan keluarga saja yang mengetahui. Dari awal masuk kelas 12, aku sudah 'mau' menyicil materi SBMPTN dengan dua temanku ku, kita sudah beli beberapa perlengkapan untuk belajar bersama karena kebetulan kita bukan dari keluarga yang mampu sehingga kita tidak mengikuti bimbingan belajar. Awalnya temanku sama-sama memilih saintek, tapi ditengah jalan mereka berdua pindah lintas jurusan dengan alasan "nggak kuat fisika, liat materi kimia udah pusing, dll" padahal mereka anak IPA" (hal itu banyak terjadi kok😅). Akhirnya kita udah nggak ngelanjutin belajar bersama dan mulai nyantai, khususnya aku. Sebenarnya aku pengen ngejar SNMPTN karena aku rasa selama ini aku cukup rajin dan nilai ku memuaskan. Apalagi aku dinyatakan sebagai salah satu murid eligible di sekolah dan masuk peringkat lima besar. Guru-guru dan temanku percaya kalo aku bakal lolos sn, jadi makin pd deh aku. Seneng banget dong, tanpa aku sadari kalo kesenangan itulah yang membawaku pada kesombongan.
Saat hari pengumuman SNMPTN tiba, aku meyakinkan hati sholat ashar dulu, udah ada kepikiran kayak gitu tapi godaan syaitan emang dahsyat. Aku langsung membuka pengumuman tanpa mengikuti apa yang kata hatiku ucapkan dan alhasil aku dinyatakan GAGAL. Gak terima rasanya sedih campur bingung. Aku nangis semalaman dan iri liat teman-teman ku yang lolos padahal nilai ku jelas lebih unggul. Bahkan sahabat sejak kecil ku diterima di univ dan jurusan yang aku pengenin, padahal aku yang pertama kali ngenalin jurusan itu ke dia (sahabat ku ini beda sekolah ya, dia SMA nya di kota jadi indeks sekolahnya lebih gede.) Kesel dong.....
Jalan satu-satunya yang aku miliki adalah SBMPTN untuk kuliah. Sebagai anak yang kurang mampu, mau ikut mandiri rasanya mustahil meski saat ini banyak yang memberi beasiswa tapi pasti persaingannya akan lebih ketat dari mandiri yang bayar. Mau gap year, aku bingung nanti nyambi ngapain di rumah. Jadi SBMPTN rasanya seperti harga mati.
Aku mulai persiapan lagi buat SBMPTN, rasanya sulit banget dengan keterbatasan fasilitas yang aku punya. Apalagi ini lagi pandemi, materi sekolah banyak yang daring jadi nggak terlalu faham ditambah ada ujian-ujian yang mesti aku hadapi di minggu-minggu itu. Stress berat rasanya, sampai belajar pun aku sering sambil nangis. Pikiran negatif bakal gagal selalu menghantui, soalnya aku sadar kalo banyak anak diluaran sana yang belajarnya lebih ekstra dari pada aku.
Sampai akhirnya aku nemu artikel tentang "Lolos SBMPTN jalur langit" aku coba baca dan rasanya tertampar. Aku selama ini terlalu sombong dan menyepelehkan yang punya kehidupan ini yaitu Allah. Aku ingin yang muluk-muluk tapi aku nggak minta sama yang punya kuasa. Aku coba memperbaiki diri mulai dari sana, aku berfikir kalo hidup itu harus 100% seimbang antara usaha dan doa. Kalo usahaku kurang maksimal aku harus sempurnakan itu dengan doa. Jika aku belajar dan merasa kesulitan aku akan berhenti sejenak untuk mendengarkan tausiyah ataupun bacaan Qur'an dan sholawat agar hati lebih sejuk. Aku tata kembali niat belajar dan berusaha fokus meski yang masuk kedalam otak hanya berapa persen. InshaAllah ridho Allah ada bersamaku.
Hari tes SBMPTN pun tiba, rasanya deg-degan banget. Aku bersholawat dan dzikir sebanyak yang aku bisa, dari awal berangkat dari kos hingga keluar ujian. MashaAllah gak ada rasa capek sekalipun mulut ini untuk bersholawat. Soal-soal utbk rasanya familiar bagiku, meski begitu aku masih sukar untuk menjawab bahkan waktu yang selama ini aku rasa panjang rasanya hanya sebentar bahkan cenderung kurang. Selesai ujian aku keluar dan tak tahu mengapa aku langsung menghampiri temanku sambil menangis, aku merasa pesimis.
Hari-hari berlalu, sembari menunggu hari pengumuman aku memutuskan untuk bekerja di pasar dan membantu orang tua di rumah. Meski lelah aku selalu berusaha ikhlas menjalani hari-hariku. Aku juga masih terus berusaha memperbaiki diri dan ibadah, karena aku butuh penopang dalam menjalani hidup ini dan itu hanya satu yaitu Allah.
14 Juni akhirnya tiba, itu tanggal pengumuman SBMPTN. Pengumuman masih jam 15.00, dan pagi hari teman-teman sudah merasa gelisah, aku mencoba untuk menenangkan mereka karena pada saat itu aku masih merasa biasa saja. Tapi menjelang sore hari aku sudah mulai tak tenang, kejadian tertolak sn berputar kembali. Aku merasa nggak siap. Aku putuskan untuk sholat ashar terlebih dahulu. Dalam sholat aku menangis. Dan untuk pertama kalinya aku merasa jujur dalam doa, aku berdoa dalam hati karena lidah rasanya keluh.
"Ya Allah hamba tidak ingin munafik pada-Mu, selama ini hamba meminta diikhlaskan apabila kehendak-Mu tidak sesuai keinginan ku. Akan tetapi jujur rasanya hamba tidak ingin Ya Allah, hamba ingin lolos hamba ingin berkuliah. Hamba minta kuatkan hati ku Ya Allah. Hamba tak tahu akan jadi seperti apa, temani hamba Ya Allah."
Selesai sholat wajahku benar" sembab mengalahi saat aku tertolak sn. Sudah jam 4, Aku belum berani juga membuka pengumuman, ku buka chat teman" mulai menanyakan perihal aku. Dan Alhamdulillah sahabat yang sama-sama memperbaiki diri bersamaku mengatakan jika dirinya di terima.
Saat sudah mulai tenang, aku coba mencari kartu tanda peserta yang cerobohnya aku lupa dimana letaknya😂 (aku emang ceroboh temen-temen hihihi), beruntung di hp masih ada file nya. Aku tulis nomor ku ke selembar kertas dengan tangan yang bergetar. Aku hampiri kamar Kakak dan memintanya untuk membukakan hasil pengumuman, jujur tanganku rasanya lemas. Kakak ku ikut deg-degan, dibukanya pengumuman tersebut dan Alhamdulillah aku Lolos di pilihan kedua. Rasanya waktu seakan berhenti sejenak, tangisku makin pecah. Aku lolos? Benar-benar lolos? Itu pertanyaan yang berputar di pikiranku. Aku tak hentinya mengucapkan syukur.
Aku lolos bukan karena aku pintar apalagi hebat, semua ini murni datangnya dari Allah. Maha baik Allah, disaat kita terlena dengan kenikmatan Allah dengan segera mengingatkan. Saat kita terjatuh dan lemah Allah tak pernah meninggalkan. Allah benar-benar menuntun kita kembali ke posisi yang benar dan lebih baik. Allah tidak pernah meninggalkan kita sendiri, apabila kita selalu mengingat-Nya Allah akan membuat kita merasakan kehadiran-Nya.
Berikut amalan-amalan yang aku lakukan :
1. Sholat Fardhu 5 waktu, usahakan diawal waktu ya.
2. Sholat Sunnah : Dhuha, tahajud, hajat dan rawatib
3. Perbanyak baca Al-Qur'an. Ba'da subuh aku biasanya baca Al-Waqiah, Ba'da Isya atau sebelum tidur baca Al-Mulk, sebelum Dhuha baca Ar-Rahman atau Yasin.
4. Sholat Istikharah sebelum menentukan jurusan
5. Bersholawat dan berdzikir sesuai kemampuan diri, kalo bisa 1000x per hari. Kok banyak banget? Kalo udah terbiasa rasanya enteng kok, awali dengan sedikit-sedikit tapi tiap hari tambah intensitasnya.
6. Bersedekah tiap Jumat atau setiap ada kesempatan. Kata guruku satu hari sebelum pengumuman cobalah sedekah ke anak yatim atau orang miskin lalu minta didoakan secara khusus
7. Perbanyak berdoa dan sebutkan hajatmu, sebagai contoh "Ya Allah terima dan ridhoi hamba menjadi mahasiswa di universitas () jurusan () jalur (). Dan jika belum rezeki hamba mohon diberi keihklasan dan ganti yang lebih baik lagi."
8. Berbakti dan minta ridho kepada kedua orang tua. Ini penting banget sih, aku liat kebanyakan teman dan Kakak kelas ku yang lolos sn maupun SB itu rata-rata mereka nurut sama orang tuanya. Padahal kalo berdasarkan nilai bisa dibilang kurang tapi nyatanya merekalah yang bisa
9. Menjaga ucapan dan perbuatan. Sebisa mungkin lisannya dijaga, karena tanpa kita sadari ada banyak orang yang merasa tersinggung dengan ucapan kita selama ini, dan bisa jadi mereka tanpa sadar juga mengucapkan kata yang bisa menghambat terkabulnya doa kita. Aku pribadi saat akan ujian mulai chat temen-temen ku buat minta maaf dan didoain, rasanya langsung plong dan tenang. (Disini juga aku mulai ngurangin kumpul" sama temen kalo gak ada perlu, soalnya aku sadar disana bisa muncul perbuatan dosa kayak ghibah dsb hehehe)
10. Puasa Senin Kamis
11. Menjaga Wudhu khususnya seminggu sebelum tes (optional sih). Jujur ini kelihatannya gampang tapi nyatanya lumayan susah, soalnya kalo batal dikit langsung cepet-cepet wudhu
12. Nazar (optional juga), usahakan yang ringan-ringan aja yang sekiranya kita nggak berat ngejalaninnya.
13. Belajar. Ini juga penting sih, maksimalkan waktu kamu dengan baik karena jarak dari pengumuman sn sama pelaksanaan sb itu biasanya cuma sebulanan. Kalo gak bimbel kayak aku, bisa coba pakai aplikasi belajar (aku kebetulan pinjam akun berlangganan temenku yang udah gak dia pakai), ikut try out online, atau pinjam buku sbm atau wangsit (jujur aku nggak beli sama sekali, aku cuma pinjam dari kakak kelas dan temen yang udah lolos sn). Jadwalin mau belajar apa hari ini, dan fokusin kamu jurusannya condong kemana contoh kamu pengen masuk kedokteran jadi kamu harus banyakin latihan biologi dan kimia, kalo materi TPS usahakan menguasai semuanya ya.
Itu dia beberapa hal yang aku lakukan sebelum, saat, maupun sesudah SBMPTN. Kelihatannya berat buat dilakuin aku awalnya juga mikir gitu, tapi setelah dijalani mudah kok. Semuanya hanya butuh proses dan waktu buat terbiasa. Setiap orang beda-beda caranya gak harus sama, aku juga masih belajar buat memperbaiki diri, yang terpenting adalah niatkan semua karena Allah Ta'ala. Aku juga gak menjamin bakal berhasil karena rejeki orang gak sama, tapi yang pasti kalo kita udah deket sama yang punya alam semesta dan seisinya InshaAllah akan ada jalan yang indah.
Semoga tulisanku ini bermanfaat ya buat kalian. Dibawah aku akan tuliskan beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan ketika mempersiapkan SBMPTN. See you...
Wassalamu'alaikum W.W.
-Cuap-cuap SBMPTN-
Ini berdasar pengalaman dan pertanyaan yang sering ditanyain temen ke aku
1. Penting gak sih melihat passing grade, daya tampung, dan peminat saat menentukan jurusan?
Menurutku sih penting biar kamu ada gambaran seberapa ekstra kamu harus berjuang. Ibaratnya kamu mau balapan dari Jakarta ke Surabaya naik mobil, kalo dari awal kamu udah tahu rute dan jarak tempuh pasti akan lebih mudah buat kamu memaksimalkan bensin yang dipunya bahkan cenderung hemat, tapi kalo asal jalan tanpa persiapan apa-apa yang ada kamu bakal muter-muter dan kehabisan bensin. Bisa aja nyampe tapi gak akan seefisien orang yang udah tahu rute duluan. Tapi passing grade ini juga gak bisa ditelan mentah-mentah ya karena setiap tahun bakal berubah tergantung banyaknya peminat.
2. Banyak banget yang bilang "jurusanmu ketinggian, kamu gak akan mampu. Pilih aja jurusan b dijamin lolos." Gimana nanggepin omongan kayak gitu?
Ambil positifnya buang negatifnya, ini tergantung diri kita mau menyaring omongan orang atau tidak. Orang bebas berpendapat dan ngasih saran tapi yang bakal ngejalanin kan kita, yang tahu kemampuan kita sampai mana ya cuma diri kita sendiri. Setinggi apapun nilai yang dibutuhkan untuk lolos kalo kamu merasa mampu ya lakuin aja, sebaliknya kamu milih jurusan B cuma buat 'yang penting lolos' kalo gak sesuai minat dan kemampuan kamu gimana? Bakal setengah hati kamu ngejalanin dan buang waktu buat hal yang kamu gak tahu kedepannya mau jadi apa. Tapi harus realistis juga sesuain sama usaha dan kemampuan kamu, jangan keras kepala atau gedein ego. Layaknya berkendara kamu harus tahu kapan waktu ngegas dan kapan waktu ngerem.
3. Aku gagal sn karena jurusan A impian ku ketat banget. Pengen belajar giat buat SB dan jurusan yang sama. Bisa nggak ya atau ganti target aja?
Rezeki nggak ada yang tahu kapan dan dimana tepatnya, nggak jodoh di sn mungkin jodoh di sb. Intinya sih 'Kalo Bisa Jangan Turunin Target, tapi Gedein Usaha dan Doa.'
4. Kamu kan keterima di pilihan kedua, nggak pengen nyoba lagi tahun depan biar masuk pilihan pertama?
Sempat terbesit keinginan kayak gitu, tapi aku mikir lagi pilihan kedua ku ini tanpa aku sadari lebih sesuai sama apa yang aku doakan selama ini. Fyi, aku sekarang jurusan pendidikan ya yang mana banyak melahirkan guru dan doaku selalu "Ya Allah jikalau Engkau meridhoi hamba berkuliah, jadikan ilmu hamba bermanfaat bagi orang lain." Saat aku mikirin ini, aku langsung kaget dong, Allah benar-benar memberi sesuai yang hamba-Nya panjatkan dan InshaAllah yang paling sesuai. Pilihan kedua bukan berarti tidak terlalu diminati, pada dasarnya kan ini juga pilihan ku sendiri. Dan pesenku ya temen-temen pilihan kedua itu jangan cuma asal pilih buat ngisi kolom pilihan kedua hihihi, tapi pilihlah yang coba-coba berhadiah. Meski gak seminat pilihan pertama tapi setidaknya ada rasa ketertarikan dan kemampuan buat jalani kedepannya.
Komentar